SAMBUNGAN
PAKU KELING
Sampai kini sambungan paku keling masih digunakan sebagai
suatu sambungan tetap seperti pada pembuatan badan kapal terbang, ketel uap,
jembatan dan lain lain meskipun belakangan sambungan las banyak dipakai
pengganti sambungan keling.
Pada saat ini sambungan keling masih digunakan pada
industri pesawat terbang untuk memasang plaat badan pesawat dimana smbungan las
tidak dapat dilakukan karena perlu dilakukan penggantian secara rutin sehingga
penggunakan sambungan keling akan memudahkan pekerjaan
Juga sambungan ini banyak digunakan pada metal yang agak
sulit dilakukan pengelasan seperti aluminium dimana
penjambungannya dilakukan dengan menggunakan paku keling.
BEBERAPA CONTOH SAMBUNGAN PAKU
KELING
Pengerjaan sambungan paku keling adalah dengan memasukan
paku keling melalui suatu lubang dan kemudian bagian yang menonjol dari paku
keling kita pukul sehingga membentuk kepala kedua yang akan mengekalkan
sambungan tersebut.
Untuk paku keling dengan diameter maksimum 12 mm dapat
dikerjakan dalam keadaan dingin sedangkan untuk diameter lebih besar paku
keling perlu dipanaskan terlebih dahulu.
Contoh pengerjaan sambungan paku keling dapat dilihat
seperti pada contoh dibawah ini.
Bahan
dari paku keling dapat baja lunak, tembaga, kuningan, aluminium atau bahan metal lainnya
tetapi bahan dari paku keling dan plaat harus sesuai untuk mencegah terjadinya proses galvano
yang dapat menyebabkan terjadinya korosi.
BENTUK PAKU KELING
Bentuk
paku keling menurut bentuknya dibagi dalam 3 kelompok :
1.
Paku keling
dengan kepala bulat untuk pemakaian khusus misalnya ketel uap –DIN123
2.
Paku keling
dengan kepala bulat untuk konstruksi biasa misalnya penyambungan baja profil
dari bangunan – DIN124
3.
Paku keling
dengan kepala dibenamkan untuk mendapatkan hasil pekerjaan rata misalnya
pemasangan plaat pesawat terbang –DIN302.
Untuk
memungkinkan paku keling dapat masuk dengan baik pada lubangnya maka diameter
dari lubang harus dibuat lebih besar sedikit dari diameter paku kelingnya
dimana perbedaannya telah distandarisir.
Panjang
paku keling dapat dihitung dengan rumus:
L = ΣS +
( 1,5 -
1,7 ) d
Dimana :
S = Tebalnya plaat atau profil
d =
Diameter Paku keeling
STANDARD PAKU KELING MENURUT DIN 123, 124, 302
MACAM SAMBUNGAN PAKU KELING
Macam
sambnungan yang umum dipakai pada sambuingan paku keling adalah sebagai berikut
:
1. KAMPUH BERHIMPIT
Sambungan
ini yang paling sederhana dengan meletakan 2 buh pelat satu diatas yang lainnya
kemudian disambung dengan paku keling.
2.
KAMPUH BILAH
TUNGGAL
Disini
sambungan kita lakukan dengan mengeling sebuah lajur plaat pada plaat –plaat
yang akan disambung.
3.
KAMPUH BILAH
BERGANDA
Disini sambungan
kita lakukan dengan mengeling dua buah lajur plaat pada plaat-plaat yang akan
disambung dimana plaat-plaat tersebut
berada diantara kedua lajur plaat.
Sambungan paku keling dapat juga dibagi
menurut pemakaiannya :
1.
Sambungan
paku keling yang hanya harus kuat.
Sambungan
macam ini digunakan untuk sambungan pada konstruksi jembatan, bangunan dan
lain-lain.
2.
Sambungan
paku keling yang harus merupakan ikatan kuat dan rapat.
Sambungan
macam ini digunakan pada ketel uap.
3.
Sambungan
paku keling yang harus merupakan ikatan yang rapat.
Sambungan
macam ini digunakan untuk reservoir zat cair atau gas dengan tekanan rendah.
PERHITUNGAN SAMBUNGAN PAKU KELING
PERHITUNGAN
PAKU KELING.
Pada
perhitungan kekuatan paku keling yang harus diperhatikan adalah tegangan-tegangan yang timbul pada
sambungan tersebut.
Tegangan-tegangan
yang timbul terdiri dari :
1.
Tegangan
tarik atau tekan pada plaat atau pada lajur plaat untuk kampuh bil;ah tunggal
atau berganda . (σt, σd)
2.
Tegangan
geser pada paku keling (τ)
3.
Tegangan
permukaan antara plaat dan paku keling. (σs)
Pada
gambar disebelah terlihat bahwa suatu gaya P
bekerja pada suatu paku keling yang mempunyai diameter d, dan tebal plaat s,
maka tegangan permukaan yang timbul karena gaya P ialah :
Untuk pasangan plaat dan paku
keling yang sesuai misalnya untuk paku keling K.St 34 dan Plaat St 37 maka
tegangan geser yang diizinkan dari paku keling dapat diambil sebagai berikut :
Τ =
0,8. σt
Dimana
σt ialah tegangan tarik dari
plaat.
Kalau
jarak antara pinggir plaat dan pusat paku keling pada arah gaya yang bekerja sama dengan dua kali
diameter paku keling (2d) , maka tegangan permukaan yang diizinkan adalah
σs = 2,0 .
σt
Dimana
: σt =
tegangan tarik yang diizinkan dari plaat
σs = tegangan permukaaan yang diizinkan antara
plaat dan paku
keling
Kalau
jarak antar pinggir plaat dan pusat paku keling tersebut adalah satu setengah
diameter paku keling (1.5 d) maka tegangan permukaan yang diizinkan adalah :
σs = 1,5 .
σt
PERHITUNGAN BANYAKNYA PAKU KELING
PERHITUNGAN KAMPUH BERIMPIT DAN BILAH TUNGGAL
Perhitungan banyaknya paku keling pada
kampuh berimpit dan kampuh bilah tunggal adalah sama karena dalam kedua hal
tersebut diatas sebuah paku keling mengalami geseran pada satu permukaan saja.
Kalau
tegangan geser yang perbolehkan dari paku keling τbol dan diameter
dari paku keling adalah d dan banyaknya paku keling yang harus menahan gaya P adalah n1 buah, dan setiap paku keling
hanya diperbolehkan menahan gaya
sebesar :
Maka
jumlah paku keling yang diperlukan adalah :
PERHITUNGAN KAMPUH BILAH BERGANDA
Pada kampuh bilah berganda permukaan
yang harus menahan tegangan geser pada
paku keling adalah 2 buah sehingga gaya
yang dapat ditahan oleh sebuah paku keling adalah :
Jadi
apabila ada n1 buah paku keling maka gaya P yang dapat ditahan adalah :
Sehingga jumlah
paku keling yang diperlukan adalah :
Kalau diatas
banyaknya paku keling dihitung berdasarkan tegangan geser yang terjadi pada
paku keling maka sekarang banyaknya paku keling akan dihitung didasarkan
tegangan permukaan antara paku keling dan plaatnya.
Perhitungan
nbanyaknya paku keling berdasarkan
tegangan permukaan baik untuk kampuh berimpit maupun untuk kampuh bilah
tunggal dan kampuh bilah berganda adalah sama.
Kalau
tebalnya plaat adalah s, dan tegangan permukaan yang diperbolehkan adalah σs dan jumlah paku keling
adalah n2 buah, maka gaya
P yang dapat ditahan adalah :
Atau
jumlah paku keling yang diperlukan adalah :
Dari
hasil perhitungan dari n1 dan n2 setelah pembulatan
keatas kita mengambil jumlah yang terbesar sebagai jumlah paku keling yang
diperlukan.
PERHITUNGAN JARAK PAKU KELING KEPINGGIR PLAAT
Jarak
paku keling kepinggir plaat perlu juga dihitung dan diukur pada arah gayanya.
Pada gambar terlihat bahwa bagian
AGBFE dapat tersobek lepas dari plaat karena gaya pada paku keling.
Didalam perhitungan penampang yang
menahan gaya
tersebut sebenarnya adalah penampang AE dan BF tetapi untuk perhitungan kita
cukup mengambil penampang CE dan DF saja.
Kalau tebal plat adalah s, diameter
paku keling adalah d, dan jarak paku keling keling kepinggir plaat adalah x maka luas penampang
CE dan DF adalah :
Kedua
permukaan tersebut harus dapat menahan gaya
yang bekerja pada paku keling sehingga kita mendapatkan persamaan sebagai
berikut :
Untuk
plaat yang tebalnya kurang dari 11 m
maka secara empiris dapat diambil diameter paku keling samadengan 2 kali
tebalnya plaat atau :
s
< 11 mm maka diambil d = 2s
Sehingga
jarak paku keling kepinggir plaat untuk plaat dengan ketebalan kurang dari 11
mm adalah :
Dalam
praktik jarak paku keling kepinggir plaat biasanya diambil :
x
= (1.5 – 2.0) d
Sedangkan
jarak maksimumnya adalah :
x
= 3 d
PERHITUNGAN
JARAK ANTARA 2 BUAH PAKU KELING
Pada pembebanan tarik maka plaat akan
mengalami banyak kerugian karena banyaknya lubang untuk paku keling sehingga
jarak paku keling letaknya tidak boleh terlalu berdekatan.
Untuk itu kita anggap bahwa gaya akan menyebabkan
tegangan tarik pada plaat pada penampang antara paku keling.
Jadi gaya yang timbul harus dapat ditahan baik
oleh paku keling maupun oleh plaat pada garis AB.
Pada
gambar diatas jarak keling dianggap sama dan gaya
yang harus ditahan oleh sebuah paku keling juga harus ditahan oleh plaat pada
sisi kiri dan kanan dari paku keling, misalnya gaya ditahan oleh paku keling II maka bagian
plaat yang harus menahan adalah bagian CD dan EF.
Luas
penampang CD + EF ialah :
(t
– d) s
Dimana
: t = jarak antara paku keling
s = tebal plaat
d = diameter paku keling
Karena
gaya yang dapat ditahan oleh plaat sama besarnya
dengan gaya
yang dapat ditahan oleh paku keling maka kita dapatkan hasil sebagai berikut :
Kalau
kita ambil d = 2 s
τ
= 0,8 σt
Dari
hasil perhitungan kita dapatkan jarak antara paku keling adalah :
t
= 2.26 d
Untuk
sambungan tersebut diatas kita perlu meninjau pada tegangan permukaan yang
terjadi sehingga kita mendapatkan persamaan sebagai berikut :
Maka
disini kita akan mendapatkan jarak paku keling sebagai berikut :
Untuk σs = 2 σt
Maka t = 3d
Untuk
kedua pemeriksaan datas kita dapatkan bahwa jarak antara paku keling terbesar
adalah pada perhitungan dengan menggunakan tegangan permukaan yang akan
digunakan untuk menentukan jarak antara paku keling.
Kalau
paku keling ditempatkan dalam beberapa baris maka jarak antara baris-baris ini
dpat diambil sama besar dengan jarak antara paku keling dalam satu baris yaitu
:
Jarak
antara baris paku keling = 3
CATATAN
Pada
perhitungan paku keling perlu diperhatikan beberapa ketentuan sebagai berikut:
1.
Pada
perhitungan paku keling gaya
yang bekerja dianggap terbagi
Rata pada semua paku keling asal
jumblah baris tidak melebihi 4 baris.
2.
Penentuan
diameter dari paku keling dilakukan dengan mengguna-
Kan
rumus empiris sebagai berikut:
a.
Untuk s <
11 mm maka d = 2s
b.
Untuk s ≥ 11
mm maka d = 0,5 s + 16 mm
d =
0,7 s + 13 mm
3.
Untuk suatu
konstruksi dengan tebal plaat s diameter paku keling
D pada kampuh bilah tunggal
didapatkan:
Dan pada kampuh bilah berganda
didapatkan:
DAFTAR TEGANGAN DIIZINKAN PADA
PASANGAN
PAKU KELING DAN PROFIL BANGUNAN.
|
Bahan
Profil
|
Paku
Keling
|
Bahan
Profil
|
Paku
Keling
|
Bahan
Profil
|
Paku
Keling
|
Bahan
|
St 00
|
St 34
|
St 37
|
St 34
|
St 52
|
St 44
|
Tegangan
Yang di-
Izinkan.
|
σbol
_____
τbol
|
τbol
-------
σs
|
σbol
_____
τbol
|
τbol
-------
σs
|
σbol
_____
τbol
|
τbol
-------
σs
|
DIN 120
Mesin
Pengangkat
|
1000
--------
800
|
800
-------
2000
|
1400
--------
1120
|
1200
-------
2800
|
2100
------
1680
|
1680
------
4200
|
DIN 1050
Bangunan
tinggi
|
1200
--------
960
|
1200
------
2400
|
1400
------
1120
|
1400
------
2800
|
2100
------
1680
|
2100
------
4200
|
DIN 1073
Jembatan
|
|
|
1400
------
840
|
1120
------
2800
|
2100
------
1260
|
1680
------
4200
|
DAFTAR DARI TEGANGAN
GESER PADA
PAKU
KELING DENGAN BAHAN ST. 34 (UNTUK KETEL UAP
BEBERAPA CONTOH
SAMBUNGAN PAKU KELING
KAMPUH BERHIMPIT
DIKELING TUNGGAL
KAMPUH BERHIMPIT
DIKELING GANDA
KAMPUH ROWE DENGAN
PAKU KELING BERSILANG
KAMPUH BERIMPIT
DIKELING TIGA KALI
KAMPUH BILAH
BERGANDA DIKELING TUNGGAL
KAMPUH BILAH
BERGANDA DIKELING BERGANDA
KAMPUH ROWE
CONTOH
SOAL I
Dua
buah plaat tarik, masing-masing dengan tebal 10 mm harus disambung dengan
kampuh bilah berganda.
Gaya
yang harus ditahan besarnya 257000 N.
Juga diketahui bahwa :
σt
= 1400 kg/cm2
= 0,8 σt
σs
= 1,6 σt
Ditanya
:
Konstruksi
dari sambungan tadi sehingga lebarnya secara teoritis menjadi sekecil mungkin.
= 1120 kg/cm2
σs
= 2240 kg/cm2
Jawab
:
Dari
ketentuan diatas kita mendapatkan bahwa
Karena
tebal plaat = 10 mm, maka diameter dari
paku keling dapat diambil :
D = 2 s
D = 20 mm
Sekarang
kita tentukan banyaknya paku keling yang dip[erlukan.
Pertama
kita tinjau terlebih dahulu berdasarkan gaya
geseran yang timbul.
Kemudian
kita tinjau banyaknya paku keling berdasarkan tegangan yang timbul yaitu tegangan permukaan.
Dari
kedua perhitungan diatas ternyata bahwa banyaknya paku keling lebih besar
jumlahnya kalau kita menghitungnya berdasarkan tegangan permukaan.
Jadi
banyaknya paku keling untuk satu plaat setelah dibulatkan .
n = 6
Jumlah
paku keling seluruhnya ialah :
n = 2 x 6 = 12
Untuk
mendapatkan lebar yang sekecil mungkin, kita akan tempatkan pada baris terluar
masing-masing 1 paku keling maka kita akan mendapatkan susunan seperti pada
gambar diatas. Sekarang kita akan menghitung lebarnya dari plaat tersebut
menurut teoritis.
Mula-mula
akan kita tinjau pada penampang AB yang diperlemah oleh satu paku keling.
Luas
penampang dari AB ialah : ( b1 – d) s
Jadi
: (b1 - d)
s σt = P
Sekarang
kita tinjau penampang CD yang diperlemah oleh dua buah lubang paku keling.
Setiap
paku keling harus menahan 1/6p, sehingga penampang CD harus menahan 5/6 P.
Luas
penampang CD :
Sekarang
kita tinjau penampang EF yang diperlemah tiga lubang paku keling.
Penampang
EF disini harus menahan 3/6 P.
Luas
penampang EF ialah : (b3 - 3 d)
s
Maka
kita ambil untuk lebar teoritis yang terkecil yang diminta dalam soal ini,
harga terbesar dari perhitungan kita
diatas.
Jadi
b = 20,4 cm
Secara
praktis sebetulnya dapat ditentukan
lebar yang diminta tanpa terlalu banyak perhitungan.
Lebar
minimum dari plaat :
B = 2 x 1,5 d + 2 x 3 d = 18 cm.
Lebar
maximum dari plaat :
B = 2 x 3 d + 2 x 7 d = 40 cm.
CONTOH
SOAL 2
Tiga batamg dari konstruksi baja tiba
pada suatu sama lain seperti gambar disebelah ini.
Pembebanan pada batang baja yang
paling bawah ialah : 120.000
N
Tentukanlah ukuran-ukuran paku keling
dan batang itu bila bahan dari palu
keling dan batang itu harus St 37.
Faktor keamanan V = 4 thd tegangan
tarik.
Jawab
:
Pembebanan
P1 menyebabkan pada batang 2 dan 3 gaya-gaya P2 dan P3.
Dari
gambar ternyata bahwa :
P2 = P3 =
½ P1 . V2 = 84840 N
Gaya
dari 120.000
N
itu harus diambil oleh tiga paku keling yang dibebani pada dua penampang .
Jadi
tiap paku keling itu mendapat beban =
120.000 : 3 = 40.000 N
Garis
tengah paku keling d kita dapat dengan :
Diambil
: d = 19 mm
Kita
ambil diameter lubang 20 mm.
Jarak
antara paku keling kita ambil : t = 3 d
t = 60 mm.
Ukuran
tebal batang s didapat dari rumus kampuh berimpit yang dikeling tunggal :
D = s + 0,8 cm
2 = s + 0,8
S = 1,2 cm
Ukuran
lebar b kita dapat dengan :
P1
= 2 (b – d) s σt
1200 = 2 ( b – 2) 1,2 x 925
b = 7,4 cm
Tiap
batang 2 dan 3 harus mendukung gaya dari 84840 N.
Gaya
ini diambil oleh 2 paku keling yang dibebani pada 2 penampang jadi tiap paku
keling mengambil 42420 N. Juga untuk
ini kita umpamakan paku keling dari 19
mm, lubang dari 20 mm, ukuran tebal plaat 12 mm.
Ukuran lebar b1 terdapat dari :
P2
= 2 (b1 – d) s σt
8484 = 2 (b1 – 2) 1,2 x 925
b1 = 5,7 cm
Pemeriksaan
terhadap tegangan permukaan menghasilkan
untuk tiap paku keling gaya
P sebesar :
P = d s σs
Kita
misalkan bahwa :
σs = 2,0
σt = 2,0 . 925 = 18500 N/cm2
P’ = 2 . 1,2 . 1850
= 44500
N
Jadi
paku cukup kuat karena gaya
maximum yang dapat ditahan besarnya ialah 44500 N sedang yang
bekerja hanya 42420
dan 40000
N.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar